THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Sabtu, 01 November 2008

boLa itu bUndar

Stadion itu begitu luas, riuh para penonton mendukung tim mereka masing-masing. Ada yang berteriak-teriak memanggil pemain kesayangaannya, ada yang meneriakkan yel-yel untuk tim mereka. Mereka juga memakai kostum yang sama seperti pemain-pemain tim mereka, ada yang mewarnai rambut dan wajah dengan warna yang sama seperti tim mereka.

Pertandingan itu masih pada babak pertama, babak pertama ini sudah sangat meriah sekali sebab ini adalah pertandingan final antara kesebelasan SMU Darmawangsa melawan tim kesebelasan SMU Khatulistiwa. Kedua tim ini merupakan tim yang kuat, dua-duanya adalah juara bertahan, hanya selang-seling. Jika dua tahun yang lalu SMU Khatulistiwa mendapat juara maka setahun yang lalu SMU darmawangsalah yang juara.

“Prittttttttttttt………………..” peluit akhir babak pertama sudah berbunyi. Para pemain kembali ke markas masing-masing. Hingga akhir babak pertama ini kedudukan masing seimbang yaitu 0 – 0.

“Damar!!!!” orang yang dipanggil langsung menoleh ke belakang “permainan loe keren banget Mar, gue seneng punya teman yang jago seperti loe” seru Dira girang.

“Yeeeee…. Emanknya gue ayam jago pa, loe bilang jago” balas Damar dengan senyumnya yang manissssss banget.

“Malah lebih jago dari ayam jago….. hehehehehe”

“Bisa aja loe”

“Nih minum buat loe, gue buat khusus biar loe lebih jago lagi” kata Dira sambil memberi botol yang isinya air putih

“Air putih?” Tanya Damar bingung “Apanya yang khusus, ini kan cuman air putih biasa Dira….”

“Itu mah bukan air putih biasa, itu air langsung dari mata airnya” katanya bangga

“Emangnya mata airnya loe dapat darimana?”

“Dari kakek gue. Kakek gue kan datang tuch dari kampungnya bawa mata air ini. Katanya sich mata airnya nih hoki banget” katanya semangat

“Hoki?loe yakin nih air bikin hoki?” kata Damar gak percaya

“Iya gue yakin 100%. Sudah ah gak usah banyak omong! Cepet minum sana, ntar gak sempat lagi waktunya”

“Iya Bu Dira”

****

“Prittttttttttttttttttt……………” tanda babak kedua sudah dimulai. Rico, teman setim Damar yang juga kapten kesebelasan SMU Darmawangsa mengambil bola duluan, bola itu terus digulirnya, lalu diopernya ke Damar. Suddenly, ada pemain lawan yang mengambil bola itu sehingga berbalik arah menuju gawang SMU Darmawangsa. Kesempatan ini tentu saja tidak dilewatkan Damar untuk mengamil bola itu, dia bersaing dengan pemain itu yang tak lain adalah striker dari SMU khatulistiwa, Andri. Andri adalah salah satu pemain terhebat dan dia juga menjadi pesaing berat Damar. Damar kewalahan menghadapi pemain sekelas Andri. Andri adalah salah satu pemain tim pusat di kota itu. Dia juga jadi pemain yang diunggul-unggulkan di tim itu. Andri jadi ingat bagaimana waktu pertama kali ia melawan Andri tiga tahun yang lalu.

****

“Maksud loe apa tadi? Ha?” Andri menantang dengan tatapan tajam

“Gue gak ada maksud apa-apa, Ndri. Sepak bola emank gitu. Jadi, kalau misalnya loe jatuh hanya gara-gara gue sledding itu hal biasa. Loe gak pernah main sepak bola?” balas Damar

“Dengar ya. Gue tau kalo loe sengaja ngelakuin itu supaya gue cedera terus loe ngalahin gue. Iya kan?” katanya menantang lagi

“Wuuuussss, tenang bos jangan marah-marah gitu donk. Itukan hal yang biasa”

“Gak penting banget sih gue ngurusin orang kayak loe. Capek gue” kata Andri singkat dan langsung pergi.

Damar masih menenangkan pikirannya, dia juga gak tahu kenapa dia bisa ngelakuin itu pada Andri. Padahal sebelum itu, dia gak pernah yang namanya menyledding pemain-pemain lain. Dia sudah berkomitmen agar selalu sportif dalam bermain. Tapi perasaanya saat itu hancur saat dia bermain dengan santai dan jiwa yang tenang, dia harus mengahadapi kenyataan kalau Andri selalu dipuja-puja oleh teman-teman setimnya termasuk pelatihnya. Padahal sebelum bertemu Andri, teman-teman dan pelatihnya selalu memuja-mujanya sebagai pemain yang hebat. Apalagi ditambah dengan Dira (cewek yang dia suka dari kelas 1 SMU) juga sangat mengidolakan Andri, sampai hingga akhirnya Dira jadian dengan Andri. Apakah dia iri dengan kepopuleran Andri sebagai striker yang hebat? Entahlah. Hanya hatinya yang bisa menjawab.

****

Sampai sekarang hati Damar masih belum bisa menerima Andri. Dia masih ingin mengalahkan Andri walaupun dia sudah berulang-ulang kali membuktikan bahwa dia masih jauh lebih baik daripada Andri.

Bola itu masih berada di kaki Andri, Damar dibelakangnya masih mengejarnya. Bola itu langsung ditendang bebas oleh Andri menuju gawang dan melesat jauh ke atas gawang. Pertandingan itu terus berlangsung seperti itu, belum bisa menghasilkan apa -apa. Para pemain sudah capek harus berlari-lari bolak-balik mengejar bola. Hingga pada detik-detik terakhir, Andri kembali menendang bola itu dengan bebas kea rah gawang dan pada akhirnya “GOOOOOLLLLLL” Andri berhasil memasukkan bola itu dengan sempurna “Pritttttttt……” Pertandingan selesai. SMU Khatulistiwa berhasil mendapat juara di pertandingan itu dengan skor 1 – 0.

“Andri!” seseorang berteriak ketika melihat Andri jatuh. Semua yang berada di lapangan itu langsung mengkrubuti Andri.

“Dia pingsan” kata seorang petugas medis

Andri langsung dibawa keruang kesehatan yang ada di stadion itu, disana Andri diberi oksigen. Nafasnya tidak teratur. Dan langsung diperiksa. Diluar ruangan, Dira dan Damar menunggu Andri dengan was-was.

“Dira, loe tenang ya Dir. Bentar lagi paling dia sadar. Mungkin dia cuman kecapean ” kata Damar menenangin Dira

“Kecapean loe bilang? Andri kena serangan jantung Mar, dia sakit. Jantungnya gak kuat” kata Dira yang mulai menitikan air mata.

“Serangan jantung?” kata Damar kaget dengan suara keras.

“Loe baru tau kan? Apa loe nyesel sudah iri sama dia?

“Kok loe ngomong gitu sich Dir?”

“Gue tau Mar kalau selama ini loe sudah iri sama dia. Dia memang pemain hebat, dan loe iri karena itu kan? Apalagi loe tau kalau sahabat loe ini sudah pacaran sama saingannya sendiri, iya kan?”

“gue tau kalau iri itu memang gak baik Dir, gue sadar kok. Gue sudah coba selama tiga tahun ini buat gak iri lagi sama dia tapi gue gak bisa Dir”

“Itu artinya loe belum bisa nerima Andri apa adanya Mar,”

“Maafin gue Dir, Gue…..”

“Sudahlah lupain aja, toh sekarang sudah gak ada artinya kok” kata Dira kecewa

Pintu ruang kesehatan sudah dibuka, disana ada petugas medis yang juga dokter yang tadi memeriksa Andri keluar

“Maaf, teman anda sudah tidak ada” kata dokter itu

“Apa? Anda bercanda?” kata Dira tak percaya

“Maafkan kami, teman Anda jantungnya sudah rusak dan kami tidak bisa apa-apa lagi, saat dia mau dibawa ke rumah sakit, nyawanya sudah tidak ada. Maafkan kami” kata dokter itu menjelaskan.

Dira langsung masuk keruangan, disana dia melihat Andri yang masih berpakaian tim SMU khatulistiwa sudah tak berdaya, Dira memegang tangannya. Dingin. Itu yang dirasain Dira. Dia menangis tersedu-sedu di samping Andri.

“Dira…..” panggil Damar

“Ssssttttttt………….” Kata Dira “Andri sedang ngomong sesuatu sama gue”

“Dira, Andri sudah gak ada Dir”

“Ssstttt… loe bisa diam gak sih” kata dira…..

Damar menangis melihat tingkah temannya itu, dia sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa. Dia merasa menyesal, yah memang penyesalan selalu datang di akhir sebuah cerita. Dia ingat apa yang dikatakan Andri ketika dia bertemu Andri di sebuah pertandingan. Di pertandingan itu, Andri mengucapkan terima kasih karena berkat bantuannya Andri berhasil mendapatkan Dira, gadis yang selama ini dia sayang, yang selalu tersenyum ketika melihat Andri bermain, yang selalu ceria ketika bertemu dengan Andri. Damar ingat apa yang dikatakan Andri pada waktu itu .

“Hidup itu seperti bola Mar. Bola dapat digulir semau kita hingga hanya dengan tendangan yang bagus bola itu dapat terbang membobol gawang lawan. Begitu juga dengan hidup kita, kadang kita bisa nentuin hidup kita sendiri kadang diatas dan kadang di bawah sampai kita bisa nentuin masa depan kita sendiri. Gue yakin walaupun hidup ini banyak yang terjal dan berliku, kita mampu melewatinya asal kita dapat berusaha dengan baik. Iya kan Mar?” kata Andri panjang lebar

“I don’t know” kata Damar singkat

“Gue tau kalau loe benci banget sama gue, tapi gue gak peduli itu. Gue yakin suatu hari loe bakalan kangen sama gue jika loe kehilangan gue. Kalau gue hilang, loe mau janji sesuatu?”

Damar hanya senyum simpul

“Gue ingin loe jaga Dira baik-baik, gue ingin loe jadi pemain yang selalu melindungi dia dimanapun loe berada dan gue juga ingin suatu hari nanti loe bisa lebih hebat lagi daripada gue” katanya

“Katanya janji sesuatu, tapi kok banyak banget janjinya”

“Hehehe…. Gue gak minta semuanya kok. Gue cuman pengen satu aja”

“Terserah loe dech” kata Damar sinis dan pergi ninggalin Andri sendirian.

Saat itu Damar tidak tahu kalau apa yang dibilang Andri itu sunguh-sungguh, perkiraannya Andri hanya main-main saja. Kini Damar tau kalau dia memang harus janji kepada Andri kalau dia akan menjaga dan melindungi Dira dengan baik dan akan menjadi pemain yang hebat.

“Bola itu memang bundar Ndri. Thank’s” katanya dalam hati......